
Saya bukannya tidak percaya adanya Sahabat atau yang bisa di bilang teman berbagi. Sejak saya duduk di bangku menengah pertama, menengah atas bahkan sekarang saya duduk di bangku kuliah, yg bisa di bilang dunia perkuliahan adalah dunia indivudualisme, saya punya orang-orang yang bisa di bilang seorang sahabat.
Bahkan mama mendoktrin saya jangan mudah percaya dengan teman, karena gak ada yang lebih baik dari keluarga. Bukan untuk melarang saya bergaul dengan siapapun tapi hanya mengingatkan saya agar saya bisa memilih mana yang namanya teman mana yang namanya Musuh Dalam Selimut.
Sahabat itu adalah orang yang selalu ada disaat kamu senang dan sedih. Bukan saat kamu tertawa saja dia hadir, saat kamu menangis dia menghilang entah kemana, bahkan telepon gengamnya saja susah di hubungi.
Ada peribahasa yang mengatakan "Pertemanan seperti Bayangan kita" . Saya tidak setuju karena kalo seperti bayangan, teman hanya ada saat terang saja, saat gelap dia tak terlihat.
Sahabat itu adalah orang yang selalu ada disaat kamu senang dan sedih. Bukan saat kamu tertawa saja dia hadir, saat kamu menangis dia menghilang entah kemana, bahkan telepon gengamnya saja susah di hubungi.
Ada peribahasa yang mengatakan "Pertemanan seperti Bayangan kita" . Saya tidak setuju karena kalo seperti bayangan, teman hanya ada saat terang saja, saat gelap dia tak terlihat.

No comments:
Post a Comment